https://profheshamsalaheldin.com/ Setelah sukses dengan model kecerdasan buatan (AI) DeepSeek, China kembali mengejutkan dunia dengan memperkenalkan Manus, sebuah agen AI yang mampu bekerja secara mandiri tanpa memerlukan instruksi tambahan dari manusia. Agen AI ini dirancang untuk melaksanakan berbagai tugas secara otomatis, mulai dari mencari informasi, melakukan riset di internet, hingga menangani tugas-tugas praktis seperti memesan tiket atau hotel tanpa bantuan manusia.
Biasanya, chatbot atau agen AI lainnya membutuhkan instruksi atau detail tambahan (seperti kolom teks atau prompt) untuk menghasilkan hasil yang diinginkan. Namun, Manus hanya membutuhkan satu instruksi di awal dan langsung bekerja untuk memberikan hasil akhir kepada pengguna.
“Manus bukan sekadar chatbot biasa, melainkan General AI Agent pertama yang mampu melakukan proses dan eksekusi secara otomatis tanpa perlu intervensi tambahan,” kata Yichao Ji, Co-Founder Manus AI, dalam sebuah video perkenalan.
Menurut Yichao, jika agen AI lainnya berhenti setelah menghasilkan ide atau konsep yang diminta oleh pengguna, Manus akan terus bekerja hingga menemukan hasil akhir yang diinginkan. Dalam pengujian General AI Assistants (GAIA) yang mengukur kemampuan agen AI, Manus disebut lebih unggul dibandingkan dengan agen AI milik OpenAI, DeepResearch, dalam berbagai kategori.
“Manus telah terbukti menyelesaikan tugas-tugas pengguna di platform seperti Upwork dan Fiverr, bahkan juga menunjukkan kemampuannya di platform Google dan Kaggle,” klaim Yichao.
Cara Kerja Manus
Dalam video perkenalan awal, Yichao mendemonstrasikan cara Manus bekerja. Salah satu contoh tugas yang diberikan adalah mencari kandidat terbaik berdasarkan kumpulan resume atau curriculum vitae (CV).
Proses dimulai dengan Yichao mengunggah file zip yang berisi beberapa CV pelamar. Setelah itu, ia memberikan instruksi sederhana kepada Manus untuk mencari dan mengurutkan kandidat berdasarkan keterampilan dan pengalaman mereka. Manus kemudian mulai bekerja dan pengguna dapat melihat proses riset yang dilakukan secara langsung (live) di aplikasi Manus.
Beberapa saat setelahnya, Manus berhasil menemukan kandidat terbaik dan merangkum hasilnya dalam bentuk spreadsheet yang dapat dibuka di Microsoft Excel. Yichao juga menunjukkan bagaimana Manus menghasilkan laporan mendalam mengenai pencarian tempat tinggal dengan kriteria tertentu, serta membuat analisis terkait hubungan dan perubahan harga saham sejumlah perusahaan selama beberapa tahun terakhir.
Manus Bisa Membuat Website Secara Mandiri
Contoh lainnya, seorang penulis blog TheRundownAI, Rowan Cheung, mendemonstrasikan kemampuan Manus untuk membuat website pribadi yang berisi biografi dan profil dirinya. Rowan menunjukkan bahwa website tersebut dapat langsung diakses melalui tautan yang diberikan oleh Manus.
Selain itu, Rowan juga menguji Manus untuk mencari apartemen yang aman di San Francisco, serta membuat modul pembelajaran tentang pembuatan konten dengan AI. Manus mampu menyelesaikan kedua tugas ini dengan baik dan memberikan hasil yang cukup detail.
Kapan Manus Dapat Digunakan?
Saat ini, Manus masih dalam tahap early preview dan dapat diakses melalui situs manus.im. Namun, hanya pengguna yang menerima kode undangan (invite code) yang bisa mencoba AI ini. Pengguna dapat mendaftar untuk uji coba dengan mengklik tombol “Try Manus” dan “Apply for access” di situs tersebut.
Walaupun masih dalam tahap awal, Manus menunjukkan bahwa China bisa menciptakan agen AI yang dapat bekerja secara independen tanpa instruksi tambahan. Biasanya, pengembangan AI lebih banyak dipusatkan di AS, namun China belakangan ini semakin agresif dalam mengejar kemajuan di bidang AI.
Yichao bahkan menggambarkan Manus sebagai evolusi berikutnya dalam dunia AI, serta langkah maju menuju Artificial General Intelligence (AGI)—level kecerdasan buatan yang dapat melampaui kemampuan manusia. Saat ini, belum ada agen AI yang dapat beroperasi secara independen seperti Manus, termasuk produk AI buatan perusahaan-perusahaan besar AS seperti OpenAI dan Meta.
Tantangan dan Potensi Masalah Regulasi
Meski dianggap sebagai inovasi canggih, Manus juga menimbulkan kekhawatiran di industri AI. Kemampuan Manus untuk mengambil keputusan secara mandiri tanpa pengawasan manusia menimbulkan potensi risiko. Di banyak negara, termasuk AS, ada regulasi yang mengharuskan AI untuk selalu diawasi oleh manusia guna memastikan etika dan keamanan dalam pengoperasiannya.
Di China, pengawasan AI belum menjadi prioritas, sehingga keberadaan Manus semakin memicu perdebatan terkait regulasi yang diperlukan untuk mengatur agen AI semacam ini.